Focus Group Discussion Sekolah Responsif Gender Kabupaten Sumenep



IGI Sumenep - Sebagai tindak lanjut dari Pelatihan Focal Point Sekolah Responsif Gender yang diadakan pada 30-31 Mei 2023 di Aula KPRI, Ikatan Guru Indonesia Kabupaten Sumenep (IGI Sumenep) bersama INOVASI Jawa Timur menggelar diskusi yang bertajuk Focus Group Discussion (FGD) dengan Guru dan Kepala Sekolah untuk Instrumen Praktis Sekolah Responsif Gender Kabupaten Sumenep. FGD ini bertempat di Aula Hotel C1 Sumenep pada hari Kamis, 15 Juni 2023. Acara tersebut menghadirkan dua puluh guru dan kepala sekolah dari berbagai jenjang mulai dari SD/Sederajat sampai SMA/Sederajat di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Sumenep, dan Kantor Kementerian Agama Sumenep.


Rusliy, S.Pd., M.Pd., Kasi  SMA-PK PLK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Sumenep yang hadir sebagai keynote speaker pada acara FGD tersebut, mengapresiasi IGI Kab. Sumenep atas inisiasi Sekolah Responsif Gender. Beliau mengatakan dalam sambutannya mendukung penuh Gerakan Sekolah Responsif Gender dan berharap dengan menggandeng orang nomor satu di Kabupaten paling timur Pulau Madura ini, Gerakan Sekolah responsif Gender dapat dilaksanakan secara masif dan berkelanjutan, tidak hanya berhenti sampai pelatihan dan pengimbasan tetapi juga diterapkan di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Sumenep dari berbagai jenjang. Ia juga berpesan agar pengarusutamaan gender ini diintegrasikan ke dalam pembelajaran, bukan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri. “Saya berharap materi sekolah responsif gender ini nantinya tidak menjadi mata pelajaran tersendiri, akan tetapi terintegrasi dalam semua mata pelajaran.”


Cahyadi Widi Wahono (District Fasilitator INOVASI Jawa Timur) yang akrab disapa dengan panggilan Yayak dalam pengantarnya mengungkapkan bahwa, selain untuk menyamakan persepsi instrumen sesuai dengan kebutuhan di Kab. sumenep, diskusi kali ini akan diawali dengan review daftar periksa Sekolah Responsif Gender yang sudah dilakukan oleh para Focal Point SRG di satuan pendidikan masing-masing. Yayak juga berharap instrumen nanti dapat dikritisi sebagai upaya penyempurnaan.

Tujuan FGD ini  untuk menyamakan persepsi tentang panduan teknis dalam satu instrumen praktis untuk manajemen sekolah dan praktik di kelas. Instrumen tersebut diharapkan memungkinkan pihak terkait untuk mengambil langkah-langkah awal dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman dan responsif gender. Tiga bagian utama dalam instrumen ini yaitu pertama pembukaan yang berisi tentang rangkuman alat dan penggunaannya, konsep utama, menunjukkan keterkaitan instrumen dengan kebijakan,standar, dan program terkait.. Bagian kedua berisi tentang manajemen sekolah, untuk kepala sekolah dan staf. serta bagian ketiga berisi praktik pengajaran dan lingkungan kelas untuk guru.


Untuk mengefektifkan jalannya diskusi, peserta FGD dibagi menjadi dua grup. Grup pertama di fasilitasi oleh Joan Wicitra (Gender and child protection specialist) sedangkan grup kedua difasilitasi oleh Repelita Tambunan (Gender officer INOVASI). Diskusi masing-masing grup dilaksanakan di ruangan yang terpisah hal ini bertujuan agar lebih fokus dan efektif. Antusiasme peserta sangat terlihat karena aktif saling bertanya dan memberikan masukan.

Joan Wicitra mengungkapkan kegembiraannya atas antusiasme  dan umpan balik peserta FGD  terhadap instrumen yang disusun. Begitu juga Repelita Tambunan yang sangat senang dapat hadir kembali ke Sumenep berdiskusi bersama para Focal Point SRG.  “Semua masukan dan umpan balik dari Ibu Bapak sangat bagus dan berharga bagi kami, saya sudah mencatatnya dan saya akan diskusikan bersama tim di Jakarta sebagai perbaikan atas instrumen yang sudah kami susun. Saya berjanji, Sumenep akan menjadi Kabupaten pertama yang akan saya share setelah instrumen disempurnakan menjadi buku saku”. pungkas Joan menutup acara FGD siang itu. (Tuks)


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pelatihan Focal Point Sekolah Responsif Gender